Daily Analytics - October 6, 2022
View PDF
06 Oct 2022

MACRO WRAP

Per September, Pemerintah Telah Terbitkan SBN Bruto 78% Dari Target

Penerbitan SBN bruto telah mencapai 78% sampai akhir September dari target penerbitan Rp 961,4 triliun tahun ini. Berarti, pemerintah telah menerbitkan SBN bruto Rp 749,89 triliun hingga periode tersebut. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan penerbitan SBN di kuartal IV akan dilakukan melalui lelang di pasar perdana dan penerbitan SBN ritel. Adapun jumlah penerbitan akan disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan APBN yang dinamis. (Kontan.co.id)

Kementerian PUPR Sebutkan Penyesuaian Tarif Tol Diumumkan 7 Oktober

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melaporkan progres penyesuaian tarif tol baru di beberapa ruas masih menunggu amandemen Penandatanganan Amandemen Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) diteken. Kepala BPJT Danang Parikesit menyampaikan sudah ada beberapa tarif ruas tol yang diproses untuk penyesuaian hingga akhir tahun ini. Pihaknya berharap amandemen PPJT dapat selesai pada hari Jumat, juga dapat diumumkan penyesuaian tarif baru. (Bisnis.com)


INDUSTRY & SECTOR

Pemerintah Berencana Larang Ekspor Timah, Bauksit dan Tembaga Bulan Depan

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Pemerintah berencana mengumumkan rencana lebih lanjut perihal penyetopan ekspor sejumlah komoditas mineral seperti timah, bauksit dan tembaga pada November mendatang. Pemerintah tengah memetakan sejumlah skenario hilirisasi dari komoditas mineral tersebut. Kepala BKPM menargetkan regulasi terkait larangan ekspor sejumlah komoditas mineral itu dapat selesai bulan depan. Pihaknya berpendapat kebijakan larangan ekspor itu mesti diikuti dengan program hilirisasi yang optimal di dalam negeri. Misalnya, program hilirisasi nikel yang belakangan berhasil mengerek nilai ekspor produk turunan nikel menjadi USD 20,9 miliar pada tahun lalu. (Bisnis.com)

Harga Batubara Acuan Oktober Cetak Rekor, Capai USD 330,97 Per Ton

Langkah negara-negara Eropa mengoperasikan kembali pembangkit batubara mengerek permintaan batu bara global. Langkah ini mendongkrak Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Oktober 2022 sebesar USD 11,75 per ton menjadi USD 330,97 per ton dari bulan September yaitu USD 319,22 per ton. Kenaikan HBA Oktober ini dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA yaitu ICI naik 3,63%, Platts naik 4,41%, GNCC naik 3,98% dan NEX naik 3,08%. Pergerakan HBA Oktober ini merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022. (Kontan.co.id) 


STOCK NEWS

WSBP (0.00%) Targetkan Kontrak Baru FY22 Rp 2,5-3 Triliun

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan kontrak baru dalam kisaran Rp 2,5 triliun hingga Rp 3,5 triliun di tahun 2022. Pendapatan usaha ditargetkan di sekitar Rp 1,8 triliun hingga Rp 2,2 triliun dan laba kotor Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar. Direktur perseroan Asep Kurnia menjelaskan strategi WSBP untuk mencapai target tersebut ialah dengan menjalankan program transformasi, meningkatkan produktivitas dan manajemen likuiditas yang baik. Sekretaris perseroan Fandy Dewanto menjelaskan sampai dengan September 2022, Waskita Beton telah mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,15 triliun. Jumlah itu naik 4% secara tahunan daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,11 triliun. (Kontan.co.id)

PTRO (0.00%) Selain Batubara, Juga Peroleh Kontrak Jasa Tambang Emas dan Nikel

PT Petrosea Tbk (PTRO) mengakselerasi ekspansi bisnis untuk menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia. Presiden Direktur perseroan Romi Novan Indrawan memaparkan prospek di sektor mineral sangat terbuka karena sebagai penyedia jasa pertambangan, Petrosea memiliki keunggulan kompetitif dalam memasuki berbagai peluang di sektor mineral selain batubara khususnya emas dan nikel. Salah satu bentuk ekspansi bisnis di sektor batubara adalah perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada September 2022 dengan nilai Rp 2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun. Di sektor emas, yakni perolehan kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management di tambang emas yang dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals pada Juli 202 dengan nilai kontrak Rp 3,6 triliun selama lima tahun termasuk pembangunan infrastruktur. (Kontan.co.id)

WIKA (-0.53%) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp 2,5 Triliun

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menerbitkan obligasi dan sukuk mudharabah senilai Rp 2,5 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membayar utang jangka pendek senilai Rp 1,5 triliun dan sisanya digunakan sebagai modal kerja. Lebih lanjut, modal kerja berupa COGS yang mencakup bahan baku, tenaga kerja subkontraktor, peralatan dan juga biaya administrasi pada proyek-proyek infrastruktur yang akan dikerjakan perseroan. Sekretaris perseroan Mahendra Vijaya menyebutkan WIKA masih menyasar beberapa proyek seperti infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN), beberapa proyek EPCC serta gedung-gedung pemerintah seperti rumah sakit, universitas, rumah dinas dan sebagainya. (Kontan.co.id)

BMRI (+0.54%) NPL Tahun Depan Diperkirakan 2,2%-2,4%

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melihat dampak kenaikan suku bunga Bank Indonesia terhadap penurunan kualitas aset tidak akan signifikan. Tahun depan, BMRI memperkirakan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) akan ada dalam kisaran 2,2%-2,4%. Perseroan memperkirakan kenaikan suku bunga di Indonesia tidak akan seekstrem di Amerika Serikat dan Eropa serta ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan tetap tumbuh sehingga usaha para debitur masih tetap berjalan dengan baik. Untuk mencegah pemburukan aset karena kenaikan suku bunga, Bank Mandiri memilih untuk tidak serta merta melakukan penyesuaian bunga kredit karena likuiditas perseroan juga masih longgar. (Kontan.co.id)